Beranda | Artikel
Berbuat Baik Kepada Bibi
Selasa, 9 Juni 2020

Bab V
HAK-HAK WANITA ATAS LAKI-LAKI MAHRAMNYA

Pasal 2
Berbuat Baik kepada Bibi
Dari al-Barra’ bin ‘Azib Radhiyallahu anhu, dia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengerjakan umrah pada bulan Dzulqa’dah -sampai akhirnya dia berkata- ketika beliau memasukinya dan waktu yang ditentukan telah tiba, mereka mendatangi ‘Ali seraya berkata, ‘Katakan kepada Sahabatmu, keluarlah dari negeri kami, karena waktu yang ditentukan telah berlalu.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar yang diikuti oleh puteri Hamzah (sambil berkata), ‘Wahai pamanku, wahai pamanku.’ Maka ‘Ali pun menghampirinya seraya menggandeng tangannya dan dia berkata kepada Fathimah Radhiyallahu anha, ‘Di belakangmu ada puteri pamanmu, bawalah dia.’

Kemudian ‘Ali, Zaid, dan Ja’far memperebutkannya (puteri Hamzah), maka ‘Ali berkata, ‘Aku yang lebih berhak atas dirinya, karena dia adalah puteri pamanku.’

Ja’far berkata, ‘Dia puteri pamanku sedangkan bibinya adalah isteriku.” Sementara Zaid berkata, ‘Dia itu puteri saudara laki-laki-ku.’

Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memutuskan anak itu dan menyerahkannya kepada bibinya seraya bersabda:

اَلْخَالَةُ بِمَنْزِلَةِ اْلأُمِّ.

Seorang bibi itu berkedudukan seperti seorang ibu.’

Dan beliau berkata kepada ‘Ali, ‘Engkau bagian dariku dan aku bagian darimu.’

Sementara kepada Ja’far beliau berkata, ‘Engkau menyerupai fisikku dan juga akhlakku.’ Dan kepada Zaid beliau bersabda:

أَنْتَ أَخُونَا وَمَوْلاَنَا.

Engkau adalah saudara kami sekaligus budak yang dimerdekakan kami.’ [HR. Al-Bukhari].

[Disalin dari buku Al-Intishaar li Huquuqil Mu’minaat, Edisi Indonesia Dapatkan Hak-Hakmu Wahai Muslimah, Penulis Ummu Salamah As-Salafiyyah, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir, Penerjemah Abdul Ghoffar EM]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/17520-berbuat-baik-kepada-bibi.html